Mengulik Tingkat Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi
Berita Pendidikan Berita PendidikanPendidikan memiliki guna yang terlalu perlu di didalam melahirkan generasi-generasi penerus bangsa. Apalagi di zaman globalisasi ini, di mana generasi muda dituntut untuk memiliki ilmu serta kemampuan yang luas. Untuk melahirkan generasi yang berkualitas, sudah pasti tidak terlepas berasal dari sistem pendidikan yang diterapkan oleh tiap-tiap negara.
Karena tiap-tiap negara sudah pasti memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda, di mana menurutnya paling sesuai untuk diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sudah pasti termasuk berbeda bersama dengan sistem pendidikan yang diterapkan di negara lain. Namun, tidak menutup barangkali ada sistem pendidikan Indonesia memiliki kesamaan bersama dengan sebagian negara lain.
Saat ini peringkat pendidikan Indonesia berada didalam suasana yang cukup menyedihkan. Rata-rata IQ penduduk Indonesia berada terhadap peringkat 130 dari 199 negara, proses pendidikan Indonesia berada terhadap peringkat 57 dari 77 negara, dan angka melek huruf Indonesia berada terhadap peringkat 60 dari 61 negara. Walaupun begitu, sebetulnya Indonesia bukanlah negara yang kekurangan dorongan belajar. Banyak sekali kata mutiara mengenai pendidikan yang disuarakan oleh para tokoh sejarah seperti “Belajar tanpa berpikir tidak tersedia gunanya, namun berpikir tanpa madanihotelmedan.com belajar sangat berbahaya!” dari Bung Karno ataupun “Tut Wuri Handayani” karya Ki Hajar Dewantara.
Namun, mengapa perihal berikut bisa terjadi? Yuk kami ulik alasannya! Ada dua variabel utama yang mempengaruhi tantangan pembangunan pendidikan di jaman globalisasi, yaitu kebolehan internal dan kebolehan eksternal. Pada tekanan internal, problem yang terjadi perihal dengan kurikulum, kiat pengajaran, mutu dan profesionalisme sumber daya manusia, dan juga biaya pendidikan.
Lalu, terhadap variabel eksternal, masalah yang terjadi adalah kurangnya dorongan untuk melakukan penelitian dan pembelajaran yang lebih banyak berfokus terhadap tekstual dibandingkan pemahaman terhadap pelajaran yang diberikan. Akan tetapi, tantangan berikut bisa diselesaikan dengan melakukan pengoptimalan terhadap proses pendidikan. Jika terealisasi dengan baik, lewat solusi tersebut, Indonesia bisa menciptakan individu yang cerdas, berdaya cipta, dan kreatif di dunia pendidikan global.
Kualitas pendidik, seperti guru, mempunyai pengaruh besar terhadap seberapa baik suatu negara menavigasi periode globalisasi. Guru wajib terampil dan bisa mengatur diri dengan pergantian teknologi. Tak hanya itu, semua lembaga pendidikan terhitung wajib untuk mengembangkan keterampilan baru didalam bidang pengajaran seperti keterampilan data, teknologi, informasi, dan sumber daya manusia tak hanya mengandalkan kebolehan dasar seperti membaca, menulis, dan matematika.
Selain itu, untuk tingkatkan pendidikan Indonesia secara internasional, PPI Dunia dan Omega Education Group membentuk ‘Gerakan Mahasiswa Indonesia Global’ yang kegiatannya berfokus terhadap pemberian bekal sebelum saat menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Selain pengetahuan akademik, mahasiswa yang mengidamkan melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri terhitung wajib miliki keterampilan sosial, kemandirian, dan kebolehan mengatur diri dengan suasana baru.
Indonesia dan negara lain miliki perbedaan yang mencolok didalam proses pembelajaran yang diterapkan. Seperti halnya didalam menentukan pendidikan usia dini. Di mana pendidikan ini sangatlah baik untuk melatih pertumbuhan motorik anak. Namun, di Indonesia lebih mengutamakan kepada belajar membaca, menulis, dan berhitung untuk anak usia dini. Sedangkan di luar negeri, pendidikan usia dini lebih mengutamakan kepada bermain dan berinteraksi untuk mengeksplorasi lingkungannya.
Kemudian dari segi waktu belajar, di mana waktu belajar di Indonesia sangatlah padat didalam waktu yang lama. Diketahui bersama, bahwa siang hari mayoritas pelajar Indonesia menggunakan waktunya untuk belajar. Sedangkan di luar negeri, pelajar hanya melakukan belajar di kelas sekitar 30 – 40% saja dan selebihnya dihabiskan untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya.
Lalu untuk tugas yang diberikan guru, inilah yang sangat membedakan Indonesia dengan negara lain. Sebagian besar negara di luar Indonesia tidak memberi tambahan tugas atau pekerjaan rumah. Namun di Indonesia, hampir tiap-tiap sekolah akan selamanya memberi tambahan tugas yang wajib dilakukan di rumah. Tujuannya baik yaitu untuk tingkatkan pengetahuan pelajar, namun perihal ini justru bisa membawa dampak mereka bosan dan tertekan.
Melalui perbedaan maupun terdapatnya persamaan antara proses pembelajaran di Indonesia dengan luar negeri, terhadap intinya tiap-tiap anak miliki hak yang serupa untuk beroleh pendidikan. Begitu pun terhitung dengan negara yang miliki tanggung jawab atas pendidikan masyarakatnya. Oleh karena itu, peran dari tenaga pengajar, orang tua, dan pemerintah sangatlah mutlak di didalam menopang pendidikan yang baik terhadap tiap-tiap anak.